Sabtu, 04 Maret 2017

Pentingnya Peran Organisasi bagi Perempuan Papua


Pentingnya Peran Organisasi bagi Perempuan Papua


Budaya patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial, secara tersirat sistem ini mengistimewakan laki-laki dan menuntut subordinasi ( anggapan suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari pada yang lain ) terhadap kaum perempuan.
Sejumlah negara masih mempertahankan hukum yang menempatkan perempuan dibawah kontrol legal suaminya. Ini termasuk sebagai contoh hukum yang mengharuskanada izin suami bagi istrinya yang bekerja, hukum yang mensahkan suami untuk mengontrol upah istrinya dan hukum yang memberi hak perwalian anak bagi suami dan mengontrol tempat tinggal istrinya. Di beberapa negara masih terdapat juga perempuan yang dijual untuk melakukan pernikahan, kaum perempuan juga dapat dibunuh dengan impunitas bagi pembunuhnya karena dianggap melanggar ‘kehormatan’ lelakinya, ( Partai Sosialis Demokratik 2015 : 90 )
Menurut menteri Pemberdayaan Perempuan, Yohana Yembise dalam wawancara khusus yang dipandu oleh Farhannisa Nasution dikantor redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Jakarta Pusat, ibu menteri mengatakan bahwa budaya patriarki masih tinggi di Indonesia, terutama di daerah Indonesia bagian timur di antaranya, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Nah, di Papua sendiri kita sebagai perempuan Papua sudah pasti merasakan berbagai bentuk ketimpangan sosial yang terjadi akibat budaya patriarki, contoh yang mendasar dalam budaya di daerah Pegunungan Papua kebanyakan anak laki-laki lebih di hargai dan didahulukan dalam berbagai hal sehingga hal ini berakibat pada psikologi perempuan Papua dalam kelangsungan hidupnya. Satu lagi contoh yang sangat miris yaitu penyalah tafsiran tentang nilai maskawin, dimana kebanyakan pembayaran maskawin ini dianggap sebagai suatu tanda bahwa laki-laki berhak atas semua kehidupan perempuan sehingga perempuan Papua harus tunduk di bawah kaki laki-laki. Dalam berbagai pemagaran masalah yang memarginalisasi hak-hak perempuan Papua hal ini akan sangat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup perempuan Papua bahkan akan terus berkesinambungan terhadap anak cucunya yang perempuan.
Jika dilihat sesuai perkembangan zaman saat ini, perlakuan-perlakuan yang diterima  perempuan Papua merupakan sebuah masalah yang sangat kompleks dan hal-hal seperti ini harus dihapuskan melalui suatu usaha yang rasional dilakukan agar dapat diterima bagi semua kalangan yang ada di tanah Papua.
Salah satu usaha atau solusi yang dapat ditawarkan didalam tulisan ini adalah perempuan Papua harus aktif dalam kegiatan organisasi, karena banyak manfaat yang diperoleh yang terkadang tidak kita dapat pada saat pembelajaraan atau perkuliahan formal. Memang sudah banyak perempuan Papua yang berintelektual dan berpendidikan tinggi tetapi banyak pula dari mereka  yang masih betah dengan menjadi pemeran dibelakang layar dan ini sama sekali tidak membawa suatu perubahan bagi nasib perempuan Papua.
Sebelum melanjutkan, sedikit penjelasan tentang organisasi menurut seorang ahli yang bernama Schein mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi yang dilakukan secara rasional oleh sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan tertentu . ia juga mengungkapkan bahwa dalam organisasi terdapat pembagian fungsi dan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing anggota.
Dari pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau tempat sekelompok orang dalam suatu usaha mencapai tujuan bersama, sesuai dengan visi dan misi yang dirancang bersama.  Organisasi ini diperlukan sebuah koordinasi dan manajemen pelaksanaan rancangan  agar setiap orang yang terlibat didalam sini dapat bekerja sesuai dengan garis koordinasi yang ditentukan dan semua tanggung jawab yang diberi dapat terlaksanakan dengan baik.
Dalam sebuah organisasi sering kita jumpai berbagai masalah ataupun program kerja yang harus dilaksanakan agar keeksistensian dari organisasi tetap dipertahankan, sehingga secara tidak langsung hal ini merupakan metode pembelajaran kita agar dapat menyikapi permasalahan yang kompleks didalam kehidupan bermasyarakat. Tak hanya itu organisasi juga memiliki berbagai manfaat yang sangat cocok dijadikan perempuan Papua sebagai pijakkan awal untuk menyuarakan kesetaraan haknya dengan kaum laki-laki, berikut uraiannya:
1.      Melatih mental berbicara di depan publik ( Public Speaking )
Saat berdiskusi dalam organisasi biasanya waktu dan ruang dibuka sebebas-bebasnya untuk mengemukakan pendapat, sehingga hal ini dapat digunakan oleh perempuan Papua untuk belajar melatih mental agar bisa berbicara di depan umum. Tapi pada kenyataannya perempuan Papua yang memiliki pemikiran bagus dalam organisasi takut berbicara di depan publik sehingga ide bagus itu tak bisa dilaksanakan dan terkubur begitu saja dalam benak perempuan Papua tersebut. Public Speaking memang terbilang agak sulit tapi hal ini diharuskan kepada setiap perempuan Papua yang membaca artikel ini, ada pepatah yang mengatakan “ Bisa karna Terbiasa “, jadi dengan kebiasaan melatih berbicara di depan umum, semakin hari keberanian berbicara di depan umum akan terus terpupuk.

2.      Mudah memecahkan masalah
Organisasi memerlukan berbagai pendapat ataupun masukkan agar dapat memecahkan masalah yang terjadi di internal organisasi ataupun dalam hal penyusunan program-program perlu adanya sumbangsi ide. Hal ini mengajarkan kita sebagai perempuan  Papua untuk ikut berpikir memecahkan masalah sehingga kita akan menjadi perempuan Papua yang siap menghadapi berbagai masalah di dunia kerja nanti karena kita sudah memiliki pengalaman dalam memecahkan masalah di organisasi.

3.      Memperluas pergaulan
Dengan aktif di dalam organisasi, kita dapat berkenalan dengan orang baru dalam berbagai momen yang dilaksanakan, tak hanya sebatas kenalan tapi juga kita dapat menguatkan jalinan emosional yang ada sebagai sesama saudara.

4.      Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
Secara tidak langsung keterlibatan kita dalam organisasi dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita, tak seperti biasanya di dalam kampus, kita hanya mempelajari jurusan yang telah kita pilih. Berbagai latar belakang ilmu yang ditempuh dipadukan didalam organisasi sehingga penting bagi perempuan Papua untuk mengikut sertakan diri dalam keaktifan sebuah organisasi karena dapat menambah pengetahuan umum kita.

5.      Kuat dalam Menghadapi Tekanan
Karena sudah terbiasa menghadapi masalah dalam organisasi dan terbiasa harus berpikir keras untuk mencari jalan keluar, kita akan mampu menjadi perempuan Papua yang tangguh dalam menghadapi masalah, ini merupakan hal mencolok yang dapat dijadikan perbandingan, perempuan yang tidak mengenal organisasi dia hanya akan menyerah dalam situasi penuh tekanan tidak sama dengan perempuan Papua yang makan garam dalam organisasi, ia akan mampu menegakkan kepalanya dan menghadapi tekanan dengan jalan keluar yang dipikirkannya, bukan melalui intervensi dari pihak lain.

6.      Membentuk karakteristik seseorang
Karakteristik akan terbentuk dengan sendirinya jika kita mengikuti organisasi, contohnya: punya prinsip yang teguh, rela berkorban untuk kepentingan bersama, bertanggung jawab dengan semua tugas yang diberikan dan menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Pintar saja belum cukup nona, banyak orang pintar di Negara ini tapi tidak memiliki karakter yang baik sehingga kita tidak tersandung dalam kasus korupsi dan juga prostitusi. Dengan mengikuti organisasi diharapkan perempuan Papua Mampu  menjadi orang yang pintar dan berkarakter untuk melakukan perubahan di Papua yang semakin ambur adul.

7.      Mengatur waktu dengan baik
Orang yang aktif organisasi akan mengatur dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan hanya akan melakukan hal-hal yang bersifat sosial daripada terus menerus menghabiskan waktu dengan mengurus diri sendiri, seperti yang sering dilakukan perempuan Papua pada zaman sekarang, Pada saat ketemu teman pasti bahasnya tentang cowok, ataupun model pakaian dan sepatu yang lagi ngetrend dengan menghabiskan waktu berjam-jam. Yang saya permasalahkan di sini adalah porsi pembagian waktunya yang sangat parah, banyak sekali permasalahan di Papua yang belum terselesaikan dan itu adalah PR kita bersama. Dengan mengikuti organisasi pola pemikiran kita yang terlalu egois akan dipoles sehingga kita akan semakin peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di Papua, apalagi masalah tentang perempuan Papua yang masih banyak sekali belum terselesaikan. Perempuan Papua diharapkan dapat memanage waktu sebaik-baiknya karena generasi perempuan Papua selanjutnya akan ditentukan dari star awal yang kita mulai nona-nona.

8.      Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya
Organisasi dapat diibaratkan sebagai sekelompok masyarakat yang mendiami suatu daerah, sehigga hal ini merupakan salah satu metode pembelajaran untuk menuntun kita di dunia kerja nanti nona. Kita harus menyiapkan diri sebagai perempuan Papua yang siap dan berani berbicara dengan lantang atas nama kebenaran, tak hanya sekedar bekerja di belakang layar, di saat kesempatan datang tidak perlu lagi kita menunda, raihlah kesempatan itu, tunjukkan bahwa “ Sa perempuan Papua, sa juga bisa “.
Organisasi merupakan sebuah kesempatan bagi perempuan Papua agar bisa belajar untuk menyelaraskan kedudukkan dengan laki-laki karena mendapat porsi yang sama untuk berpartisipasi, dalam hal ini, bukan berarti kita harus melawan pihak laki-laki, Namun melalui organisasi ini semua ilmu yang kita dapat bisa diaplikasikan dan diwujudkan nyatakan untuk lingkup yang kecil sebelum nantinya kita berada di kehidupan masyarakat luas. Pengeksplorasian ilmu dan pengetahuan yang didapatkan perempuan Papua melalui organisasi inilah yang dapat menjadi suatu nilai tambah bagi perempuan Papua, di mana ada tolak ukur bahwa perempuan Papua sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh kaum adam. Dengan berbagai macam pandangan ilmu yang berpadu dalam organisasi maka kita secara tidak langsung akan mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengetahuan yang baru.
Saat ini perjuangan kesetaraan yang didapatkan perempuan Papua bisa dimulai dari organisasi, manfaatkanlah hal ini sebagai perempuan yang bijak, bukan untuk kepentingan kita saat ini, tapi kita merupakan star awal yang akan menentukkan nasib anak cucu kita yang perempuan, jika ingin penindasan perempuan Papua dihapuskan, mulailah dulu dengan sesuatu yang bisa kita lakukan sekarang.
DAFTAR PUSTAKA: Partai Demokratik Sosialis. 2015. Feminisme dan Sosialisme. Yogyakarta. Rumah Penerbitan Bintang Nusantara.

Senin, 21 November 2016

Kegiatan Pengenalan Mahasiswa Baru KOMAPO 2016



Yogyakarta, Senin 31 Oktober 2016 – KOMAPO ( Komunitas Mahasiswa dan Pelajar Aplim Apom ) mengadakan kegiatan Pengenalan Mahasiswa Baru ( PMB ) 2016 diadakan di Disaster Oasis, Kaliurang. Kegiatan Pengenalan Mahasiswa Baru ini diadakan sehari saja karena bapak Bupati ingin bertemu dengan mahasiswa dan waktu luangnya hanya hari senin dan juga mempertimbangkan waktu efektif perkuliahan di kampus.
 Kegiatan Pengenalan Mahasiswa Baru ini bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan dan juga saling mengenal satu sama lain anggota KOMAPO se- Jawa Bali, berhubung karena terakhir kali Pengenalan mahasiswa baru ini diadakan tahun 2010, sehingga banyak anggota baru maupun lama yang belum saling mengenal. Peserta yang hadir sekitar 90 orang, ditambah dengan partisipan serta juga rombongan bupati sekitar 30 orang, sehingga total semuanya ada 120 orang yang mengikuti kegiatan PMB ini.
Kegiatan di mulai pukul 12.20 WIB yang diarahkan oleh MC, Prapasia Ningmabin dan Julia Opki. Diawali dengan salam pembuka berupa sapaan lalu dilanjutkan dengan interaksi antar peserta dan MC yang mengulas secara santai tentang tema PMB yaitu “ Together We Shine for Our Holy Land” dimana tema ini mau mengajak kita bersama untuk bersinar dalam artian memiliki suatu karya nyata untuk tanah kita bersama, serta pula MC mengajarkan yel-yel “ KOMAPO, together together together We Shine “ yang di sambut meriah oleh peserta PMB.
Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan yang ke pertama oleh ketua panitia PMB, Valentino Urpon, lalu sambutan ke dua oleh Pembina II KOMAPO, Piteng Uropdana, S.Kom dan sambutan ketiga oleh Perwakilan Binterbusih, Bapak Paskalis Abner, sekaligus membuka dengan resmi kegiatan PMB. Setelah sambutan-sambutan, pemateri pertama memaparkan tentang perkenalan organisasi KOMAPO dan dilanjutkan dengan makan siang dan persiapan untuk Outbound.
Outbound merupakan salah satu agenda inti dalam pencapaian tujuan kegiatan PMB, karena selain mengakrabkan anggota PMB dengan kolaborasi game yang seru juga mengajarkan tentang kepemimpinan, kerja sama, komunikasi, usaha dan fokus dalam mencapai tujuan bersama. Setelah outbound, kita lanjutkan dengan MCK.
 Kembali ke ruangan kegiatan, kami melanjutkan kegiatan dengan materi kedua yang dibawakan oleh KBPPY ( Kelompok Belajar Perempuan Papua, Yogyakarta ) mengenai “ Perempuan Papua Berkarya “ namun materi ini belum tersampaikan dengan tuntas  karena bapak bupati, Costan Oktemka, S.IP sudah tiba di tempat kegiatan. Bapak bupati dijemput dan diantar ke ruang kegiatan dengan tarian limne oleh mahasiswa/mahasiswi yang berasal dari suku Ketengban.

Penyerahan cindera mata, berupa plakat kepada pemateri
Dalam kesempatan ini bupati kabupaten Pegunungan Bintang memotivasi mahasiswa agar bisa secepatnya menyelesaikan kuliah dan juga sangat mendukung program pelatihan kepemimpinan yang di selenggarakan oleh Yayasan Binterbusih untuk anggota dan pengurus organisasi baik yang dari KOMAPO maupun IMPETANG. Semua hal ini dimaksudkan agar mahasiswa/mahasiswi kabupaten Pegunungan Bintang harus menjadi Pemimpin yang berkarakter tangguh. Bupati juga mengutarakan bahwa dia sering bertemu dengan mahasiswa agar saling bertukar pikiran serta membangun hubungan yang komunikatif sehingga membuahkan visi yang sama, oleh karena itu  mahasiswa juga diminta berperan aktif membantu Pemda dalam proses pembangunan daerah
Kegiatan Outbound
Kemudian dilanjutkan dengan materi ke tiga mengenai Hak Ulayat Masyarakat adat yang di paparkan oleh Emanuel Gobay, S.H, materi ini membahas tentang posisi kita sebagai anak adat saat ini, masalah-masalah yang sudah, sedang dan juga akan terjadi kepada kita sebagai pemilik hak ulayat sehingga kita diajak untuk berpikir lebih kritis agar dapat mengatasi masalah ataupun juga mengantisipasinya. Terjadi diskusi yang sangat seru, namun karena keterbatasan waktu terpaksa kita harus menyudahinya.
Menambahkan tentang kegiatan PMB ini ketua panitia menjelaskan bahwa, kegiatan PMB adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan karena proses pelaksanaan awal perkenalan mahasiswa baru di lingkungan komapo merupakan pondasi awal keterlanjutan organisasi tersebut. Sertapun ada tanggapan yang baik dari salah satu peserta, Maria Rosita Urpon dia mengatakan bahwa kegiatan PMB ini sangat menyenangkan terutama pada bagian out boundnya, tak hanya itu melalui kegiatan ini kita bisa memupuk persaudaraan yang lebih baik, saling menghargai dan belajar bertanggung jawab, menghormati yang lebih tua, bekerja sama serta selalu on time.
Kegiatan berakhir pada pukul 22.30 WIB dengan agenda yang agak berubah, hujan menghalau kita untuk membuat api unggun jadi langsung saja dilanjutkan dengan makan malam bersama rombongan Bapak bupati. Beberapa saat kemudian bapak bupati dan rombongan berpamitan dengan anak-anak dan meninggalkan tempat kegiatan.